Jangan Biarkan Generasi Z Terperangkap dalam Kesehatan Mental yang Buruk: Bagaimana Mengatasinya

- Jumat, 20 Januari 2023 | 15:13 WIB
Generasi z yang hidup di lingkungan digital (pixabay)
Generasi z yang hidup di lingkungan digital (pixabay)

Indonestoday.com - Generasi Z, yang didefinisikan sebagai individu yang lahir antara tahun 1996 dan 2010, menghadapi tantangan kesehatan mental yang unik.

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), angka depresi di kalangan remaja di seluruh dunia telah meningkat sebesar 37% dari tahun 2000 hingga 2015.

Angka ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian yang dibutuhkan untuk kesehatan mental generasi Z.

Baca Juga: Politik Etis dalam Diplomasi: Bagaimana Negara-negara Dapat Bekerja Sama Dengan Integritas

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental generasi Z adalah tekanan sosial yang berasal dari lingkungan sekitar.

Generasi ini dibesarkan dalam dunia yang terkoneksi secara digital dan selalu terpapar melalui media sosial, sehingga sangat mudah untuk dibandingkan dengan orang lain.

Ini dapat menyebabkan rasa tidak puas diri dan tekanan untuk selalu tampil baik di depan orang lain.

Baca Juga: Resep Rujak Mangga Muda, Camilan Favorit Bumil

Selain itu, generasi Z juga diharuskan untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks daripada generasi sebelumnya.

Mereka harus mengatasi perubahan iklim, masalah ekonomi, dan ketidakadilan sosial yang semakin meningkat.

Ini dapat menyebabkan rasa tidak berdaya dan kesepian.

Baca Juga: Review Game Diablo Immortal, Game Mobile Grafis Terbaik dari Diablo

Untuk mengatasi masalah ini, generasi Z harus belajar cara mengatasi tekanan sosial dan meningkatkan kesehatan mental mereka.

Ini dapat dilakukan dengan cara-cara seperti menjaga jarak dari media sosial, mencari dukungan dari teman dan keluarga, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Halaman:

Editor: Fauzi Rony

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X