INDONEWSTODAY.COM - Sulianti Saroso, seorang dokter ternama di Indonesia, telah dikenal secara internasional karena keahliannya dalam bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta keluarga berencana (KB).
Nama Sulianti Saroso disematkan pada Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI), yang dibangun secara representatif di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Tugas seorang dokter tidak hanya mengobati pasien, tetapi juga harus berbasis gerakan dan didukung kebijakan serta program pemerintah. Kepakarannya diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam catatan sejarah kebijakan bidang kesehatan di Indonesia, Sulianti Saroso adalah nama penting untuk setidaknya dua urusan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta keluarga berencana (KB).
Ia adalah seorang peneliti dan perancang kebijakan kesehatan yang tidak tertarik menjadi dokter praktek.
Putri Sulianti, Dita Saroso, mengingat bahwa ibunya hampir-hampir tidak pernah menyuntik orang atau menulis resep.
Baca Juga: Layanan Mobile Banking BSI Bermasalah, Berapa Dana Nasabah yang Terdampak?
Sulianti pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) pada 1967 dan merangkap sebagai Direktur Lembaga Riset Kesehatan Nasional (LRKN).
Dalam posisi itu, Sulianti memberikan perhatian besar pada Klinik Karantina di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang telah dikembangkannya menjadi RS penyakit menular sekaligus untuk keperluan riset penyakit menular.
Tidak cukup dengan observasi di RS karantina di Tanjung Priok, Sulianti pun membangun pos-pos kesehatan masyarakat di berbagai lokasi.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap BSI Mobile Error 100 dan Permintaan Kehabisan Waktu
Dari observasi lapangan itu lantas lahir rekomendasi-rekomendasi. Di antaranya, vaksinasi massal, vaksinasi reguler (untuk anak usia dini), pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, produksi cairan “Oralit” untuk korban dehidrasi akibat diare, ditambah perencanaan dan pengendalian kehamilan.
Menjelang masa pensiun di pertengahan 1970-an, Sulianti aktif sebagai konsultan untuk lembaga internasional WHO dan UNICEF.
Posisi itu membuatnya sering melakukan perjalanan keluar negeri. Pascapensiun, ia pun terus diminta menjadi tim penasihat untuk Menteri Kesehatan.
Artikel Terkait
Google Doodle Mengenang Didi Kempot: Bapak Patah Hati Indonesia
Google Doodle Hari Ini Merayakan Ulang Tahun ke-83 Sapardi Djoko Damono
Google Doodle Merayakan Hari Ulang Tahun Sapardi Djoko Damono Edisi 20 Maret 2023
Sosok Raden Ayu Lasminingrat yang Tampil di Google Doodle Hari Ini, Ternyata Begini Perjuangannya
Biografi RA Lasminingrat yang Jadi Google Doodle 29 Maret, Ternyata Tokoh Literasi dan Pendidikan Indonesia