INDONEWSTODAY.COM - Peristiwa pembakaran Al Quran oleh politisi anti-imigran Rasmus Paludan di depan Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm, Swedia, telah menyulut kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
Pembakaran Al Quran oleh Paludan juga menimbulkan pertanyaan tentang toleransi antar agama dan hubungan antar negara.
Aksi pembakaran Al Quran ini dianggap sebagai tindakan provokatif yang merusak hubungan antara Swedia dan negara-negara Muslim, serta mengancam kerukunan hidup beragama yang berbeda di Swedia sendiri.
Baca Juga: Hari Pasangan Sedunia 2023: Rayakan Cinta Anda dengan Cara yang Unik dan Menyenangkan
Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang tidak sopan terhadap agama atau simbol agama dapat menimbulkan konflik dan kerusakan hubungan antar negara.
Aksi Paludan, yang merupakan pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), dianggap sebagai upaya untuk mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait pengaruhnya pada kebebasan berekspresi di Swedia.
Baca Juga: Vaksinasi Booster Kedua COVID-19 Gratis Mulai Hari Ini: Cara Mendapatkannya dan Manfaatnya
Kronologi peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut:
-
Pada Jumat (20/1), politisi anti-imigran Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs, membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm, Swedia.
-
Aksi Paludan dianggap sebagai upaya untuk mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait pengaruhnya pada kebebasan berekspresi di Swedia.
-
Kejadian ini menyulut kemarahan umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di negara-negara Muslim seperti Kuwait.
Baca Juga: Inflasi Jepang Menyentuh Level Tertinggi Dalam 42 Tahun, Bank Sentral Dipersalahkan -
Pada Senin (23/1), koperasi di Kuwait mengumumkan aksi boikot produk Swedia sebagai protes atas tindakan provokatif yang dilakukan Paludan. Jenis produk yang diboikot tidak dirinci secara jelas, namun produk andalan Swedia seperti IKEA, Assa Abloy, Electrolux, Ericsson, Essity, H&M, Skanska, Spotify, Vattenfall, hingga Volvo, dianggap berpotensi terkena dampak dari aksi boikot tersebut.
-
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Paludan dan menyatakan simpati terhadap umat Muslim yang tersinggung.
-
Pembakaran Al Quran oleh Paludan juga menimbulkan pertanyaan tentang toleransi antar agama dan hubungan antar negara. Aksi ini dianggap sebagai tindakan provokatif yang merusak hubungan antara Swedia dan negara-negara Muslim, serta mengancam kerukunan hidup beragama yang berbeda di Swedia sendiri.
Artikel Terkait
Swedia dan Finlandia Bergabung NATO pada Tahun 2023, Menimbulkan Masalah Kepentingan Nasional Untuk Putin
Rusia Melancarkan Serangan Rudal Terhadap Infrastruktur Ukraina: Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Menteri Pertahanan Amerika dan 50 Anggota NATO Akan Mengambil Keputusan Dukungan Senjata Berat ke Ukraina
Rusia Peringatkan Eskalasi dan Keganasan Nuklir saat Barat Berpikir untuk Mengirimkan Senjata Kuat ke Ukraina
Pemimpin Korea Utara Kirimkan Kartu Ucapan Tahun Baru kepada Pemimpin China dan Rusia
Turki Marah atas Insiden Pembakaran Al-Quran, Upaya Sweden Bergabung dengan NATO Kembali Terganjal
Rusia Menyebut Barat "Terlibat Langsung" Dalam Perang Karena Menyetujui Pengiriman Tank Canggih Ke Ukraina
Akibat Pembakaran Kitab Suci Al Qur'an Oleh Rasmus, Akadmisi Al Azhar Menyerukan Boikot Produk Asal Swedia