Kemenangan Erdogan dalam Pemilihan Presiden Turki: Antara Kontroversi dan Tantangan Global

- Senin, 29 Mei 2023 | 23:51 WIB
Presiden Tayyip Erdogan (Twitter @RTErdogan / Indonewstoday / Imaduddin Badrawi)
Presiden Tayyip Erdogan (Twitter @RTErdogan / Indonewstoday / Imaduddin Badrawi)


INDONEWSTODAY.COMPresiden petahana Turki, Recep Tayyip Erdogan, meraih kemenangan dalam pemilihan putaran kedua yang digelar pada Minggu (28/5).

Dalam pidatonya kepada para pendukung setelah hasil awal diumumkan, Erdogan mengungkapkan bahwa ia berhasil memperoleh 53 persen suara, sedangkan penantangnya, Kemal Kilicdaroglu, hanya memperoleh 47 persen suara.

Erdogan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga negara yang sekali lagi mempercayainya untuk memimpin negara dalam lima tahun mendatang.

Baca Juga: Presiden Tayyip Erdogan Memperpanjang Kekuasaannya di Turki dengan Kemenangan Pemilu

Ia telah berusaha mempertahankan kekuasaannya selama tiga dekade. Erdogan dianggap sebagai kandidat favorit dalam pemilihan yang diadakan pada Minggu (28/5), setelah sebelumnya ia hanya meraih hasil tipis yang tidak mencukupi untuk memenangkan pemilihan putaran pertama.

Baik Erdogan maupun Kilicdaroglu menyatakan dalam rapat umum terakhir pada Sabtu (27/5) bahwa jumlah pemilih akan menjadi kunci dalam menentukan hasil pemilihan presiden.

Salah seorang pemilih yang hanya ingin diidentifikasi dengan nama depan "Bugra" menyatakan bahwa demokrasi sejati terletak pada hak suara rakyat.

Baca Juga: Misteri Arti Mimpi: Dari Baju Hitam Hingga Dilamar Orang, Penjelajahan dalam Alam Bawah Sadar

Ia mengatakan, "Kekuasaan rakyat, prinsip republik, adalah nilai-nilai yang kita pegang teguh di sini.

Selama 20 tahun ini, pemerintahan ini hanya berusaha mengarahkan kita ke arah monarki dan mencoba melemahkan peran parlemen."

Para kritikus menuduh Erdogan merusak demokrasi, menahan para kritikusnya, dan mengkonsolidasikan kekuasaan.

Baca Juga: Peringatan Hari Lahir Pancasila 2023: Momen Episentrum Pertumbuhan Global dan Kemakmuran Rakyat Indonesia

Sementara itu, penantangnya, Kilicdaroglu, berjanji untuk mengembalikan Turki ke jalur demokrasi parlementer dan membebaskan tahanan politik terkemuka.

Namun, Erdogan memanfaatkan isu nasionalisme dengan menuduh Kilicdaroglu lemah terhadap terorisme dan menekankan bahwa negara membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk melawan sekutu Barat Turki serta mengatasi tantangan berbahaya yang melibatkan Suriah dan Ukraina.

Pendekatan ini disetujui oleh pemilih lainnya, seperti Yunus Koz. Koz menyatakan, "Ini sangat penting. Saya seorang Muslim, saya warga negara Turki, saya sangat mencintai tanah air ini, dan saya ingin tanah air saya tetap berada di bawah kepemimpinan Tayyip Erdogan. Di sisi lain, [Kilicdaroglu] menginginkannya berada dalam kendali kekuatan imperialis."

Halaman:

Editor: Imaduddin Badrawi

Sumber: IDX Channel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X