INDONEWSTODAY.COM – Muhammad Faris Rifqi Kusumadinata adalah pemuda Indonesia yang tinggal di Southland, Selandia Baru.
Disana seorang Muhammad Faris Rifqi Kusumadinata bekerja di peternakan sapi milik pamannya.
Kisah Muhammad Faris Rifqi Kusumadinata ini mengangkat tentang bagaimana hidup sebagai muslim di Selandia Baru.
Sebagai pemeluk agama Islam layaknya memegang prinsip kehidupan dimanapun berada.
Seperti yang dijalani oleh Muhammad Faris Rifqi Kusumadinata di negara yang mayoritas non muslim.
Kendati demikian, Ia tetap menjalankan apa yang diyakininya sebagai seorang muslim meski ditempat berbeda.
Rasanya Ia begitu bangga menjadi seorang muslim di salah satu tempat yang terletak paling selatan di muka bumi.
Muhammad Faris Rifqi Kusumadinata lahir dan dibesarkan di Central Southland sampai usia 10 tahun sebelum dibawa orang tuanya pindah ke Indonesia.
Sekitar enam bulan lalu, Ia pindah kembali ke Selandia Baru, tepatnya di Invercargill, Southland, untuk studi di salah satu universitas.
Tiba saat musim panas saat pertama kali pindah, Ia banyak menghabiskan waktu di peternakan susu milik sang paman.
Bekerja mengurus peternakan, Faris selalu bangun pagi hari dan membawa kendaraan menuju peternakan menggiring sapi ke kandangnya.
Namun, sebagai seorang muslim Faris tak lupa untuk sembahyang meski harus dilakukannya di peternakan.
"Sebagai seorang muslim kita sholat 5 waktu ya kan?," ucap Faris.
"Karena anda memiliki tanggung jawab itu. Bukan hanya kepada pekerjaan, tapi juga kepada tuhan," katanya.
Ia juga mengungkapkan meski berbeda kultur dari berbagai sisi kehidupan, tetapi orang-orang disana menerima apa yang dilakukannya.
Khusus bagi para pemudanya yang dianggap lebih banyak bertoleransi terhadap keyakinan orang lain, seperti yang Ia kerjakan.
Southland baginya tempat yang indah, memiliki udara sejuk, bersih, segar, dan membuat nyaman untuk tinggal.
"Tinggal di Southland, itu berarti saya juga sholat di masjid paling selatan di dunia,"tambahnya.
Hal tersebut menjadi unik baginya. Karena sebagai seorang muslim, Ia merasa paling jauh dari Mekkah.
Hijrah dan tinggal di Selandia Baru sebagai penganut agama Islam, membuatnya berpikir tentang komunitas muslim.
Karena komunitas muslim disana terdiri dari orang-orang belahan dunia yang datang ke Southland untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Sebagian dari mereka berasal dari Sri Lanka, Pakistan, Malaysia, juga Indonesia seperti dirinya.
Menurutnya, dengan bergabung bersama komunitas muslim yang ada disana menjadi menyenangkan.
"Kita semua bersaudara pada akhirnya," pungkasnya.
Berkumpulnya warga muslim dari berbagai negara yang memiliki latar belakang kehidupan berbeda di dalam komunitas mempunyai arti tersendiri.
Aspek itulah yang menjadi sangat bagus untuk dirasakan saat tinggal di Southland bagi seorang Faris.***
Ikuti berita terkini dengan mengikuti kami di Google News atau klik tautan ini Google News Indonewstoday.
Artikel Terkait
Mengenal Sosok HH Shaikha Jawaher Bint Khalifa Al Khalifa, Putri Bahrain yang Tertarik Kura Kura Bali
Tamiya Wild One MAX Bakal Meluncur Dengan Edisi Terbatas, Intip Bocoran Spesifikasi yang Digunakan!
Kisah Ryosuke Takashima, Terpilih Jadi Wali Kota Termuda di Jepang di Usia yang Baru 26 Tahun
Scuderia Ferrari Sodorkan Lewis Hamilton Kontrak Fantastis, Mercedes-AMG Petronas Rela Melepas?
Kisah Kayla Unbehaun Gadis Kecil yang Sempat Hilang Pada 2017 Ditemukan Berkat Sebuah Acara Netflix