INDONEWSTODAY.COM - Drakor The Glory belum lama ini menuntaskan seriesnya di Netflix, dengan tema utamanya adalah korban bullying.
Drakor The Glory ini mengambil dan terinspirasi dari kisah nyata tentang bagaimana korban bullying ini dirundung oleh teman-temannya di sekolah.
Drakor The Glory ini menguak kejadian asli yang terjadi kepada korban bullying, dan mengungkap betapa tertekannya korban bullying di dunia nyata.
Baca Juga: Hasil Laga Real Sociedad vs AS Roma 17 Maret 2023, Akhir Imbang Giallorossi Amankan Tiket Lolos
Drakor The Glory ini tayang di Netflix belum lama ini dan menyelesaikan season 2nya.
Tokoh utama yang membintangi Drama Korea ini adalah Song Hye-kyo dan Lee Do-hyun.
Dalam drakor ini Song Hye-kyo berperan sebagai korban bullying di sekolah yang mengalami trauma dan tekanan secara mental dan fisik.
Drakor ini mengangkat tema yang benar-benar penting untuk dibahas, pasalnya tidak sedikit anak sekolah yang bunuh diri akibat menjadi korban bullying.
Drakor The Glory ini akan bercerita tentang Song Hye-kyo yang mempunyai mimpi untuk balas dendam kepada semua yang merundungnya semasa sekolah agar mendapatkan balasan yang setimpal.
Yang lebih mencengangkan adalah, ternyata kejadian perundungan di drakor The Glory ini nyata terjadi kepada manusia betulan.
Salah satu stasiun TV di Korea bernama Btv mengundang korban asli tersebut ke dalam acaranya untuk menjelaskan apa yang dia alami.
Diketahui dari acara TV tersebut korban bernama Park Sung Min yang saat ini sudah berumur 31 tahun.
Park Sung Min mengatakan kalau dia tidak berani untuk menonton drakor The Glory ini karena takut nantinya dia akan trauma saat mengingat masa-masa itu kembali.
Baca Juga: Tata Cara Khutbah Jumat Bekal untuk Khatib Mulai dari Datang ke Masjid Sampai Sholat Selesai
Park mengalami kejadian bullying ini semasa dia di SMA.
Park berkata bahwa ia mengalami bullying secara fisik dan Park juga menyebutkan bahwa mereka (yang merundung) membakar lengannya menggunakan catokan.
Kejadian tersebut memang sangat diperlihatkan di drakor The Glory.
Baca Juga: Ide Menu Buka Puasa, Resep Ayam Bakar Taliwang Khas Lombok ala Chef Devina, Cukup Pakai Wajan!
Terkejut, Park mengetahui lewat SNS (sosial media) bahwa pelaku bullying semasa ia sekolah dulu sekarang telah membantu pekerjaan penggalang dana untuk salah satu organisasi.
Bahkan, mereka juga memiliki tanda bukti sertifikat sebagai perawat dan pekerja sosial.
Park bilang bahwa ia sangat kesal saat mengetahui keadaan para pembullynya dahulu.
Baca Juga: Pengertian Najis dan Pembagiannya Menurut Empat Imam Mazhab Hambali Syafi'i Maliki Hanafi Ringkas
Park menjelaskan kronologi pertama kali kejadian bullying itu terjadi padanya.
Saat itu, Park merupakan anak yang paling kecil dibanding teman sebayanya.
Park lalu dimintai uang secara paksa oleh para pembully dan diancam akan menyakiti adik laki-lakinya jika tidak diberi uang.
Park juga memperlihatkan bekas luka catokan panas yang menimpanya 20 tahun yang lalu.
Lebih parah lagi, para pembully itu menusuk tubuhnya memakai garpu dan pernah juga mereka melemparnya hingga membuat kornea mata Park robek.
Karena para pembully itu sangat lihai dengan upaya perundungannya, Park baru diketahui saat wisuda sekolah saat Park memakai baju dengan lengan terbuka yang bersamaan memperlihatkan bekas luka catokannya itu.
Hanya satu dari mereka yang dihukum saat itu dengan bekerja secara sukarela 40 jam dan 1 minggu ditangguhkan.
Dari adanya drakor The Glory ini juga diharapkan untuk semua masyarakat agar lebih menyadari penderitaan para korban bullying dan harus menghentikan hal tersebut saat terlihat oleh mata kepala sendiri.***
Artikel Terkait
Bosan Jalan-jalan Ke Seoul Korea Selatan? Sekarang Saatnya Rencanakan Liburan ke Kota Daegu
Ide Oleh-oleh dari Korea Selatan Yang Wajib dibeli untuk Keluarga dan Teman
Rekomendasi 5 Drama Korea untuk Menaikkan Mood, Semuanya Ada di Netflix! Ada Summer Strike, Wajib Kamu Tonton
Profil dan Biodata Yannie Kim, Wanita Asal Indonesia Yang Sukses Berkarir di Korea
Netflix Garap Film Dokumenter, Sekte Sesat di Korea Selatan Ramai Dibicarakan Karena Pemimpin Kultus Lancang