Indonewstoday.com - Dilihat dari perspektif hadits Nabi saw, zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal atau meria-riakan hal-hal duniawi.
Jika telah merasa hati lebih terpaut kepada apa yang di sisi Allah daripada kepada harta, serta lebih berharap akan pahala dari musibah yang menimpa, itulah zuhud
Zuhud tidak selalu identik dengan kemiskinan.
Baca Juga: Resep Sayur Tahu Kuah Kuning, Sajian Keluarga dengan Bumbu Spesial
Kaya harta dengan cara yang halal, dan tidak menghambakan diri kepada kekayaan tersebut, sebaliknya hati selalu terpaut dengan apa yang ada di sisi Allah juga merupakan zuhud.
Dari perspektif hadits pula, pada hakikatnya zuhud ada dua:
1) zuhud dari dunia, dan
2) zuhud dari apa yang dimiliki manusia
Baca Juga: Faktor Penyebab Stunting pada Anak, Pertimbangkan Faktor-faktor Ini untuk Mencegahnya
Zuhud terhadap dunia, bukanlah dengan mengharamkan hal-hal yang dihalalkan oleh syariat, tetapi "jika hati lebih terpaut kepada apa yang ada di sisi Allah daripada kepada apa yang kita miliki' dan "Jika ditimpa musibah duniawi, lebih berharap akan pahalanya daripada tidak adanya musibah itu sendiri'.
Zuhud terhadap milik manusia akan menimbulkan rasa cinta mereka kepada kita.
(Bersambung)
Artikel Terkait
Para Karyawan Wajib Baca Ini, 6 Dosa Yang Harus Kamu Hindari Saat Bekerja
Jangan Sembarangan Merapikan Rambut, Begini Adab Menyisir Rambut Dalam Islam
Jangan Terlena Kawanku, Hidup Di Dunia Hanya Sebentar Saja, Perbanyak Amalan
Berbagi Kebaikan, Kita Dapat Membantu Sesama Muslim
Hidayah: Kunci Keselamatan dan Keberuntungan Hidup